Pengen nulis aja

Alunan musik terdengar asyik dari sudut kasir yang dipenuhi oleh alat pengeras suara. Seperti biasa lagunya memenuhi hasrat anak muda untuk baper. Apalagi kalau bukan lagu-lagu cinta. Kalau kata Efek Rumah Kaca; Kisah Cinta Melulu. Cinta? Ada yang bilang cinta itu nggak ada habisnya untuk dibahas. Mungkin kayak ngobrolin marketing sama orang yang passionate marketing berjam-jam lamanya sampe café mau tutup. Ah kisah itu lagi.

Ya gitu deh maklum, yang nulisa rentang baper dan rawan curcol. Hahay. Ceritanya lagi nyaman aja gitu dengerin lagunya anak Sule yang judulnya Kesempurnaan Cinta. Padahal sebelumnya nolak abis-abisan dengerin lagu itu. Pas direkomendasiin sama Iin dengerin yang versi jazz di Music Everywhere jadi lumayan suka gitu deh. Dan karena itu, udah diulang beberapa kali dengerinnya. Bikin mood lumayan enak juga untuk nulis.

Akhir-akhir ini mood lagi sering bête. Apalagi kalau bukan karena tugas. Sering keselnya daripada senengnya. Apalagi yang kelompokan. Ya Allah, nguras emosi jiwak banget. Makanya aku melampiaskannya dengan dengerin lagu terus nulis kayak gini.

Selain itu aku juga lagi keranjingan mewarnai gitu, itulah coloring adults gitu. Mewarnai untuk yang dewasa gitu, mewarnainya lumayan lama juga. Paling cepet 2 jam lah baru selesai. Sampe sekarang udah 4 lembar A4 yang ku warnai. Asyik sih. Sambil dengerin Prambors, terus siapin air putih kalau haus. Ya udah deh nikmatin aja gitu mau pilih spidol warna apa, sambil dengerin lagu sama cerita si penyiar Prambors yang asyik gilak itu. Kadang bikin aku mikir juga. Apa bisa ya aku bikin karya. Bikin karya kayak orang yang ngedesain gambar ini.

Akhir-akhir ini juga aku suka mikir, aku pengen punya duit sendiri. Pengen bayar kos sendiri, bayar spp sendiri. Hasil dari aku nulis, aku pengen diundang sama orang-orang, diundang sama kampus-kampus. Pengen duduk di depan, di tengah bersama pembawa acaranya ngobrolin karyaku. Terus aku bisa ngeaplikasiin kuliah ilmu komunikasiku untuk menghibur, menginformasi dan membagi apa yang ku miliki. Terutama pengen banget ngeaplikasiin mata kuliah public speakingku yang diajarin sama pak dosen kece Dian Budi. Abis kuliah pak Dian itu aku jadi ngebet pengen presentasi dimana-mana. Ciee, pengen nunjukkin gitu kalau itu berguna buat aku. Aku pengen negbuktiin ampuh nggak sih apa yang diajarin pak Dian. Ya walaupun skillku jauh beda sama beliau.

Entahlah ini jadi tulisan apa, pengen nulis apa. Yang pasti seperti biasa, si penulis nggak punya teman. Dia nggak punya teman yang bisa kapan aja diajak chat atau telpon untuk ngomongin yang nggak penting sekalipun. Lebih tepatnya yang nulis ini merasa nggak pernah punya teman. Maklum manusi malang, kasihan memang dia. Terlalu terpuruk dia atas apa yang menimpanya yang membuatnya enggan memberi label pada manusia lain apakah itu teman atau bukan. Nantinya sama saja akhirnya, kalau setiap manusia itu labil. Hari ini kawan jangan sampai menunggu besok, setelah 1 detik saja bisa berubah menjadi lawan. Seram sekali memang hidup si penulis blog ini. Ya sudahlah silakan nikmati malammu di akhir tahun ini. Semoga menyamankanmu.

Tinggalkan komentar